Sabtu, 17 September 2016

HIMYM - (1)

How I Meet Your Mother
'Bagian ke 1'
(cerita pertama saat itu)


(1)
"Ibu masa bilang begini mas.."
yang saat itu aku seperti sedang di hipnotis olehnya, mengharuskan ku untuk khusyu mendengarkannya dan menyetujui ia untuk melanjutkan ucapannya.
"Ibu kurang sreg sama anak gunung"
 itu Desi yang bilang tapi seakan-akan ibunya yang sedang berbicara kepadanya.
"lah kenapa?"
 itu Desi lagi yang nanya seakan-akan nanya pada ibunya, padahal sebenarnya mah dia seperti ngomong dan menjawab sendiri tetapi itu yang dia lakukan dalam gaya nya ia bercerita kepada ku. kalian mengerti kan maksud ku? aku anggap kalian paham yah.
"nanti kamu ditinggal-tinggal pergi mulu"
"lah, beda lah bu, mumpung masih muda,masih ada waktu. cari-cari pengalaman, nanti kalo udah tua juga berhenti sendiri"
"nanti kamunya kalo lagi perlu apa-apa atau kenapa-kenapa? dianya lagi naik gunung gimana? takut dia gak selalu ada buat kamu"
"yaa gak gitu lah bu, lagian juga nanti kan itu buat ceritanya dia ke anak-anak nanti, biar ada cerita"
"aku kan gak mau kalo nanti di tanya anak anak eh suami aku diem aja dirumah gak punya pengalaman gak ada yang bisa diceritain ke anak cucu kelak" saut desi lagi
"kaya jadi aja des?" engga itu bukan ibunya yang nanya, tapi aku nanya ke Desi. dia malah nepuk punggung aku sambil senyum
"aminin dong"
"aminnn.. trus?" tanya aku lagi ke Desi agar melanjutkan ceritanya
"pokoknya aku selalu ngotot deh kalo ngobrol tentang kamu sama ibu"
"lah? Ibu kamu tuh eh"
"hehe iyaa"
"berarti ibu kamu gak suka sama aku tuh hehe"
"yakan belum lihat, belum ketemu"

Sebenarnya sih sudah aku kerumahnya. tapi saat itu sudah malam sekali, dan portal sudah waktunya akan ditutup. jadi aja ibunya sudah tertidur (mungkin) atau malah nguping didalam kamar saat Desi keluar depan rumah menemuiku (mungkin)
kan gak enak juga malem-malem bertamu, itu ku lakukan hanya untuk mengantar milkshake malam itu sekitar pukul 23.46 WIB.

(2)
"Itu awalnya pas yang lebaran, Ibu kaya ngejodoh-jodohin gitu"
"jodoh-jodohin gimana?" 
"iya, kan habis selesai sholat ied tuh ada tetangga Bu Marmin yang kebetulan juga habis kelar sholat dia ngobrol sama Ibu trus liat aku bilang gini.. 'eh ada desi calon mantu' gitu gitu masaaa.."
"hihi trus?"
"ya akunya gak nanggepin gitu tapi sok senyumin aja. nah pas siangnya dateng tuh kerumah lebaran, ngajakanaknya juga tuh"
"siapa namanya emang?" lantas ku tanya
"si Priyo"
"pasti dari rumahmu gak jauh yah?"
"iya kan dari rumahku tuh ke sebelah kanan 3 rumah"

Setidaknya aku jadi tau dan kalau emang bener terjadi perjodohan tersebut, rumah itu tidak akan bertahan lama disana, gosong paling tidak hehehe.
lantas Desi meneruskan ceritanya sampai pada desi dan anaknya Bu Marmin si Priyo yang saat itu datang kerumah. merekanya sih diem dieman aja gitu, justru malah kedua ibu-ibu itulah yang banyak bicara sampai akhirnya mereka pulang. Desi bercerita yang detailnya aku lupa untuk mau ku tulis lagi. jadi nanti tanya desinya aja pas dibagian yang ini yah

(3)
Setelahnya dari keluarga mereka pulang, si Ibu nya Desi pun menjutkan pembicaraan
"kamu tuh orang mau dikenalin juga" kata Desi seolah sedang mengulang ucapan ibunya yang saat itu sedang berbicara kepadanya, tapi kini dia mengatakan kepadaku.
'orang udah kenal bu' seharusnya kamu jawab gitu ke ibu des. itu aku ngomong sendiri aja pas lagi nulis bagian ini hehe kenapa gak kepikiran juga ya saat itu aku tanya gini ke Desi. ah sudahlah.

Lalu Desi menyampaikan lagi padaku gini,
"jadi tuh mas, ibu emang maunya punya calon mantu tuh kaya yang deket-deket aja gitu"
lalu aku tanya gini "pasti ibu sama bu marmin dirumah satu pengajian main rebana ya?"
"iya iyaaa hehe"
"tapi bapak mah biasa aja, bapak juga nanya sih ke aku"
"nanya gimana?" sahut ku
"emang desi udah punya pacar?"
"trus"
"ya aku jawab 'udah' trus biasa aja si bapak mah"
"emang orangnya kaya gimana si priyo?" kuliah kerja?" tanya ku sambil meminum lechy tea yang ku buat di Kopitalisme. ku buat memang untuk di minum. 
"biasa aja sih tinggi gitu cepak pendek, kerja sih diluar kota katanya. nah makanya kemarin dia pulang trus gitu deh ibunya dia"
"lah mapan itu lah berarti"
"cuman  gitu orangnya gak tegas, aku jadi yang malah ilfil sama dia"
"gak tegas gimana? kalo aku?" aku malah tanya diriku kepadanya.

Sampai akhirnya Desi cerita awal pas Priyo menjadi satu kepanitiaan di karang taruna komplek rumahnya, menceritakan si Priyo yang engga banget dimatanya saat itu.
"maksudnya gimana?"
"jadi ketua tapi malah gak tegas klemer klemer, kalo kamu kan masih ada argumen gitu mas. ini mah dia engga yaak" Desi masih angkat cerita
"dan dari situ aku juga kaget pas main truth or dare sama anak-anak karang taruna. dia kena, milih 'truth' eh, masa ada yang nanya 'mas priyo suka gak ada rasa gak sama mba desi'
nah dia jawab jujur tuh bilang suka masaaa, akunya kan jadi yang diem kaget gitu"

Entah kenapa aku malah yang ketawa pas dibagian ini desi cerita hehe maaf yaa Mas Priyo, Desi milikku engkau terlambat hehehe
Desinya malah ikutan ketawa haha.

Aku gak cemburu sama sekali dengan mas Priyo atau hal yang desi ceritakan barusan mengenai tentang perjodohannya. entah, yang aku rasa kaya hanya sekedar bercandaannya ibu-ibu satu komplek yang rumahnya berdekatan dan satu pengajian juga bersatu dalam band rebananya yang secara kebetulan mempunyai anak yang telah besar, cukup umur, akhil baliq yang akan tumbuh dewasa.
Aku juga bukan bermaksud meremehkan mas priyo karna sudah suka dengan desi yang sekarang menjadi milikku.
Aku juga bukan  tidak punya rasa cemburu.
Jangan kalian menilai aku seperti tidak cinta dengan desi hanya karna aku tidak cemburu, jangan
tapi seperti nya hal itu bukan untuk dicemburukan. 
Karna aku tau Desi maunya ke aku.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar