Kamis, 29 September 2016

HIMYM - (2)

How I Meet Your Mother
'Masih Bagian ke-1'
(Cerita kedua saat itu)

(1)
Setelah dinginnya melanda Jakarta malam itu di 28 September ya 2016
dan lumpur di Garut masih belum terselesaikan juga sidang Jesica dan Mirna yang terus terusan diperdebatkan, aku masih tertidur di sofa dengan memiringkan badan tanpa harus ku jelaskan bagaimana posisi tidur saat cuaca dingin tanpa ada balutan selimut.

Setelahya ku terbangun, pop up LINE di layar handphone ku adalah kamu
"HAPPY MONTHSARRY" dengan icon love pemberian aplikasi LINE yang ia gunakan di akhir kalimat. hampir saja aku lupa bahwa hari ini adalah hari 'jadian' ku dengannya, beruntungnya aku ingat setelah desi ucapkan itu. tidak lama dari itu aku juga kirimkan poster yang ku buat hari itu juga, tidak butuh waktu yang lama memang.

Gambar1.1 sederhana memang

(2)
Setidaknya itu bisa membuat dia tersenyum lalu segera untuk memelukku.
Desi adalah perempuan biasa yang terkadang mempunyai kekuatan super melebihi Dj Yellow ataupun Awkarin
perempuan yang lembut, tetapi berani memarahiku ketika aku salah
perempuan yang pendiam, tetapi menjadi bawel ketika aku tidak sholat
perempuan yang baik, ketika aku belum makan dan tidak punya uang
perempuan yang riang, ketika aku gajian hehe

Dan itu pagi sekitar pukul 04.25 WIB setelah melakukan pembicaraan hari jadi.
"Sholat subuh di masjid jadi pria idaman banget" ucapnya
"Aku cukup jadi pria idaman kamu aja gausah banget"
"Kalo pria idaman nya aku ke masjid gimana?"
"Aku 5waktunya masih bolong-bolong kamu juga masih demen kan? karna aku tau kamu bukan tipe perempuan penuntut"
"Oh gitu" ucapnya ketus
"Yakan?" harus ku tekankan lagi
"Kali tambah demen kalo kamu 5 waktu full"
"Hehe iya kan lagi usaha"
"Aminnn"

"Apa aku harus tuntut dulu, biar bisa 5 waktu?" sahutnya lagi.
"Kalo kamu tuntut aku untuk itu mah namanya Desita'ala "
"Gapapa, dari pada engga. Aku yakin kamu sholatnya ak pake Desita'ala "
"Aku bukannya gak mau 5 waktu, tetapi sdang usaha untuk selalu dijalankan"
"Aku cuma mau kamu yang gak jauh dari tuhannya, biar kamu selalu dalam lindungannya dimanapun kapanpun"
"Iyaaaaa"

(3)
Saat itu aku pernah cerita ke Desi bahwa aku pernah dibacain tarot sama 'teh Tita
yang didalamnya ada 3 aspek yang dinilai, yaitu keagamaan, sosial sama satu lagi kalo tidak salah perkuliahan. secara garis besar aku lupa apa apa sajanya
yang ku ingat hanya satu kalimat seperti ini 'aku jauh dari tuhan ku'
dan itu yang ku ceritakan Desi saat itu. dan yang ku ingat lagi Desi berucap seperti ni saat ku ceritakan,
"TUHHH MAKANYA SHOLAT" dengan penuh emosionil dia


Masih dalam pembicaraan tadi
"Kamu inget kartu tarot yang aku ceritain gak?"
"Kenapa?" sahutya.
"Gapapa, kalo inget ceritain ke aku lagi. Aku lupa soalnya hehe"
"Hmmm"
"Aku juga gak mau jauh dari Desi" ucapku kemudiannya
"Apalagi aku"
"Kamu gaak mau jauh dari Desi juga?"
"Dari kamu maksudnya hehe"

"Kamu selalu beruntung bisa kemana mana, jangan lupa bersyukur" Desi memang sering ngingetin aku tentang ini
"Emang aku kemana mana?" tanya ku
"Iyaaaaa" sekan kesel gitu dia rupanya tak mau ku tiggal pergi jauh lagi hehe
"Aku bersyukur kok, Aku bersyukur bisa bersyukur"
"Oajayakan"
"Aku bersyukur pacar aku jadi sering ngomong oajayakan"
"Aku bersyukur punya kamu seorang" ku teruskan lagi.
"Kok?" katanya heran
"Iyaa kalo kamunya ada 2 atau 3 aku minta yang rada gak jenong dikit sama yang body goals"
"Kampreeeettt awas luh yaaaaaaa!!"
"Kalo gua gak jenong trus udah body goals awas luh yahhhh"
"hahahah hihihihi hehehehe"

"Aku juga gak mau kamu jauh dari Ibu Bapak mu"
"Aku juga gak mau jauh dari mertua" Ucapku lagi
"Masaaaaaa"
"Itu juga kalo belum punya rumah alias masih ngontrak. biar bisa numpang makan kao deket mertua"
"Hahaha Dasarrrr"
"Aku jadi pengen punya mertua, tapi jangan yang galak"
"Ibu Bapak gak galak kok"
"Kalo bisa yang main rebana" (aku sebelumnya memang tau kao ibunya desi suka main rebana)
"Ibu banget, Sung lahhhh hehe"
"Tapi jangan yang punya mertua yanag suka jodoh jodohin anaknya ke anak tetangga"
"Hahaha Bapak engga kok"
"Haha tapi kan Ibu iya"
"Jadi gak mau sama aku? karna Ibu jodoh jodohin?"
"Mauuu,tapi kan si Ibu gak suka sama anak gunung"
"Nanti aku bikin suka"
"Cara bikin sukanya gimana?"
"Aku Berdoa"
"Kamu harus di cambuk-cambuk dulu sama si Ibu. biar terkabul doa anak yang teraniyaya"
"Anyirrrrr"
"Eh typo, Anjirrrr" ternyata dia typo ahaha desi desiiii

(4)
"Doa aku insyallah dikabul, asal aku sama kamu gak jauh dari Tuhan"
"Aminin gak nih? Amin yahhhh aminn"
"Amin ya Allah"
"Tapi bisa gak sih. kalo aku mau sama kamu tapi request mertuanya ibu yang lain gitu?
Aku takut ah nanti sama ibu kalo main di tanya tanya 5W1H"
"Hahaha Ibu bukan dosen kok, sama seprti ibu ibu yang lainya"
"Kerumah cewek-cewek yang lain aja beraniiiii" ucapnya dengan penuh sindir
"Yaa bedalah kan mereka temen aku"
"Mantan?"
"Itu mah pas ngenalinnya bilang Temen juga"
"Tapi kn orangtua nya tau kalo kamu itu pacar anaknya"
"Iyaa tauu"
"Tuh kan"
"Tapi kan itu aku bawa Martabak"
"Trus kenpa?"
"Ibu kan gak suka Martabak, Bapak juga."
"Kata siapa? Sotoy luhhh"
"Kemarenan si Ibu nge LINE bilang jangan bawa Martabak. kalo bawa martabak gak dibukain pintu. kataya Duren ajaaa masa"
"Lah boleh banget itu mah hahaha"
"Kan bikin kolesterol"
"Hahaha"
"Yaudah aku bawa martabat baik yang ada pada diri  aku aja deh yaa, gausah martabak manis. diabetes entar"

Sekiranya itu lah dalam kesederhanaan aku dan Desi yang apapun itu bentuk dan sifatnya asal melibatkan diriku dan drinya adalah indah aja gitu pokokya dibuatnya hehe
sekali lagi selamat mengulang tanggal 29 di bulan ini, esok, selamanya yaa kasih

Minggu, 18 September 2016

Koreksi HIMYM - (1)

(1)
Kalo kamu "Amin"in nya gak ikhlas gak usah Amin-in juga gakpapa.
Aku masih bisa berdoa sama Tuhan, yang ku yakini bahwa Dia lebih berkuasa dibanding kamu.

Kamu bukan dateng jam 23.46 WIB tapi 00.10 WIB -__________________-


(2)
Di dalam cerita ini bukan Bu Marmin dan Priyo, tapi Pak Firdaus dan anaknya. Pak Firdaus tetangga lama, dan sekarang sudah pindah. 
Dan di cerita (3) "bapak-bapak" itu adalah Pak Firdaus yang datang kerumah pada hari itu, dengan maksud mau kenalin aku sama anaknya. 

Pada saat itu tidak ada memang omongan untuk perjodohan, ya hanya sebatas untuk silaturahmi lebaran. ( emang kamu gak dateng:""( )

Yang kerja itu anaknya Pak Firdaus bukan Priyo, Priyo masih kuliah.

Entah ini perjodohan atau tidak. tapi aku anggap tidak, mungkin hanya cara agar kedua orang tua ku akrab dengan beliau.


(3)
Untuk yang ini, bukan ibu aku yang mau punya calon mantu yang deket, tapi yang ngomong itu Bu Marmin, Ibunya Priyo. Entah serius atau tidak, I dont know.


Dengan ini aku mau bilang ke kamu :
1. Kenapa yang ini kamu tulis disini -___________________________-
2. FIX. Kamu bukan pendengar yang baik wkwk salah semua lagian 
3. Kamu kan emang gak pernah cemburu, beda sama aku yang selalu cemburu



You said :
"Walaupun kita selalu beda, walaupun kita selalu tak sama, tapi kita gak boleh B E R A N T E M"

Tapi katanya berantem itu bumbu-bumbu dalam suatu hubungan. Gimana dong mas?

Sabtu, 17 September 2016

HIMYM - (1)

How I Meet Your Mother
'Bagian ke 1'
(cerita pertama saat itu)


(1)
"Ibu masa bilang begini mas.."
yang saat itu aku seperti sedang di hipnotis olehnya, mengharuskan ku untuk khusyu mendengarkannya dan menyetujui ia untuk melanjutkan ucapannya.
"Ibu kurang sreg sama anak gunung"
 itu Desi yang bilang tapi seakan-akan ibunya yang sedang berbicara kepadanya.
"lah kenapa?"
 itu Desi lagi yang nanya seakan-akan nanya pada ibunya, padahal sebenarnya mah dia seperti ngomong dan menjawab sendiri tetapi itu yang dia lakukan dalam gaya nya ia bercerita kepada ku. kalian mengerti kan maksud ku? aku anggap kalian paham yah.
"nanti kamu ditinggal-tinggal pergi mulu"
"lah, beda lah bu, mumpung masih muda,masih ada waktu. cari-cari pengalaman, nanti kalo udah tua juga berhenti sendiri"
"nanti kamunya kalo lagi perlu apa-apa atau kenapa-kenapa? dianya lagi naik gunung gimana? takut dia gak selalu ada buat kamu"
"yaa gak gitu lah bu, lagian juga nanti kan itu buat ceritanya dia ke anak-anak nanti, biar ada cerita"
"aku kan gak mau kalo nanti di tanya anak anak eh suami aku diem aja dirumah gak punya pengalaman gak ada yang bisa diceritain ke anak cucu kelak" saut desi lagi
"kaya jadi aja des?" engga itu bukan ibunya yang nanya, tapi aku nanya ke Desi. dia malah nepuk punggung aku sambil senyum
"aminin dong"
"aminnn.. trus?" tanya aku lagi ke Desi agar melanjutkan ceritanya
"pokoknya aku selalu ngotot deh kalo ngobrol tentang kamu sama ibu"
"lah? Ibu kamu tuh eh"
"hehe iyaa"
"berarti ibu kamu gak suka sama aku tuh hehe"
"yakan belum lihat, belum ketemu"

Sebenarnya sih sudah aku kerumahnya. tapi saat itu sudah malam sekali, dan portal sudah waktunya akan ditutup. jadi aja ibunya sudah tertidur (mungkin) atau malah nguping didalam kamar saat Desi keluar depan rumah menemuiku (mungkin)
kan gak enak juga malem-malem bertamu, itu ku lakukan hanya untuk mengantar milkshake malam itu sekitar pukul 23.46 WIB.

(2)
"Itu awalnya pas yang lebaran, Ibu kaya ngejodoh-jodohin gitu"
"jodoh-jodohin gimana?" 
"iya, kan habis selesai sholat ied tuh ada tetangga Bu Marmin yang kebetulan juga habis kelar sholat dia ngobrol sama Ibu trus liat aku bilang gini.. 'eh ada desi calon mantu' gitu gitu masaaa.."
"hihi trus?"
"ya akunya gak nanggepin gitu tapi sok senyumin aja. nah pas siangnya dateng tuh kerumah lebaran, ngajakanaknya juga tuh"
"siapa namanya emang?" lantas ku tanya
"si Priyo"
"pasti dari rumahmu gak jauh yah?"
"iya kan dari rumahku tuh ke sebelah kanan 3 rumah"

Setidaknya aku jadi tau dan kalau emang bener terjadi perjodohan tersebut, rumah itu tidak akan bertahan lama disana, gosong paling tidak hehehe.
lantas Desi meneruskan ceritanya sampai pada desi dan anaknya Bu Marmin si Priyo yang saat itu datang kerumah. merekanya sih diem dieman aja gitu, justru malah kedua ibu-ibu itulah yang banyak bicara sampai akhirnya mereka pulang. Desi bercerita yang detailnya aku lupa untuk mau ku tulis lagi. jadi nanti tanya desinya aja pas dibagian yang ini yah

(3)
Setelahnya dari keluarga mereka pulang, si Ibu nya Desi pun menjutkan pembicaraan
"kamu tuh orang mau dikenalin juga" kata Desi seolah sedang mengulang ucapan ibunya yang saat itu sedang berbicara kepadanya, tapi kini dia mengatakan kepadaku.
'orang udah kenal bu' seharusnya kamu jawab gitu ke ibu des. itu aku ngomong sendiri aja pas lagi nulis bagian ini hehe kenapa gak kepikiran juga ya saat itu aku tanya gini ke Desi. ah sudahlah.

Lalu Desi menyampaikan lagi padaku gini,
"jadi tuh mas, ibu emang maunya punya calon mantu tuh kaya yang deket-deket aja gitu"
lalu aku tanya gini "pasti ibu sama bu marmin dirumah satu pengajian main rebana ya?"
"iya iyaaa hehe"
"tapi bapak mah biasa aja, bapak juga nanya sih ke aku"
"nanya gimana?" sahut ku
"emang desi udah punya pacar?"
"trus"
"ya aku jawab 'udah' trus biasa aja si bapak mah"
"emang orangnya kaya gimana si priyo?" kuliah kerja?" tanya ku sambil meminum lechy tea yang ku buat di Kopitalisme. ku buat memang untuk di minum. 
"biasa aja sih tinggi gitu cepak pendek, kerja sih diluar kota katanya. nah makanya kemarin dia pulang trus gitu deh ibunya dia"
"lah mapan itu lah berarti"
"cuman  gitu orangnya gak tegas, aku jadi yang malah ilfil sama dia"
"gak tegas gimana? kalo aku?" aku malah tanya diriku kepadanya.

Sampai akhirnya Desi cerita awal pas Priyo menjadi satu kepanitiaan di karang taruna komplek rumahnya, menceritakan si Priyo yang engga banget dimatanya saat itu.
"maksudnya gimana?"
"jadi ketua tapi malah gak tegas klemer klemer, kalo kamu kan masih ada argumen gitu mas. ini mah dia engga yaak" Desi masih angkat cerita
"dan dari situ aku juga kaget pas main truth or dare sama anak-anak karang taruna. dia kena, milih 'truth' eh, masa ada yang nanya 'mas priyo suka gak ada rasa gak sama mba desi'
nah dia jawab jujur tuh bilang suka masaaa, akunya kan jadi yang diem kaget gitu"

Entah kenapa aku malah yang ketawa pas dibagian ini desi cerita hehe maaf yaa Mas Priyo, Desi milikku engkau terlambat hehehe
Desinya malah ikutan ketawa haha.

Aku gak cemburu sama sekali dengan mas Priyo atau hal yang desi ceritakan barusan mengenai tentang perjodohannya. entah, yang aku rasa kaya hanya sekedar bercandaannya ibu-ibu satu komplek yang rumahnya berdekatan dan satu pengajian juga bersatu dalam band rebananya yang secara kebetulan mempunyai anak yang telah besar, cukup umur, akhil baliq yang akan tumbuh dewasa.
Aku juga bukan bermaksud meremehkan mas priyo karna sudah suka dengan desi yang sekarang menjadi milikku.
Aku juga bukan  tidak punya rasa cemburu.
Jangan kalian menilai aku seperti tidak cinta dengan desi hanya karna aku tidak cemburu, jangan
tapi seperti nya hal itu bukan untuk dicemburukan. 
Karna aku tau Desi maunya ke aku.