24/02/2016 _ 2:33 WIB
kereta Berantas baru saja melintas melanjutkan perjalanannya, setelah diturunkannya kita tepat berada di Stasiun Jebres-Solo,Jawa Tengah. saya dan desi menunggu kedatangan mas popon untuk menjemput kami di stasiun sesuai dengan kabar sebelumnya via sms.
5 menit berlalu, kami memutuskan untuk tidak beranjak dari lobby stasiun. tidak lama setelahnya nada dering 'preman pensiun' polyponik berbunyi dari handphone Asus.
"haloo, dimana mas?"
"di stasiun iki mas, Jebres"
"sek mas tak jemput, ketiduran aku tadi"
"iyaa mas santai"
"yauwis tunggu yoo"
hingga akhirnya saya mengjak desi yang baru saja keluar dari toilet yang terdapat tulisan wanitanya segera bergegas keluar dari lobby stasiun, menunggu diluar ditempat biasa.
memang saat itu saya dan desi sebelumnya pernah juga dijemput sebelum ini,di stasiun ini juga dengan tujuan yang sama yaitu Gunung Lawu. dan ini kali kedua saya dan desi kembali kesana dengan jalur yang berbeda.
mas popon datang tidak lagi dengan motor GLnya
mas popon datang tidak lagi dengan bos nya yang naik vespa
tapi mas popon datang dengan motor matik milik temannya dan tidak bersama bos nya.
"maap mas lama, ketiduran hehe hampir salah e
aku tadi tak kira kamu didepan gondrong2"
"hahaha sehat mass?" sambil ku sodorkan tangan ku, begitu pun desi
"berdua aja nih?"
"iya mas, yang lainnya pada sibuk kerja"
"ini tak anter satu satu ya mass, mba desi dulu apa piye?"
"iya desi aja dulu mas" ucapku dan menyuruh desi untuk duluan
dan saya pun menunggu untuk mas pon kembali jemput saya. maaf merepotkan mas
Jln. Kihajar Dewantara no.39 (belakang kampus UNS)
ROVER OUTDOOR SOLO
Ya, kami ditampung disana tiap kali menjajakan kaki ke solo.
tidak ada banyak yang berubah dari Rover. hanya sedikit ramai orang orang didalamnya
masih tetap arif apalagi minumannya 'kearifan lokal' mereka menyebutnya.
Desi menahan saya untuk tidak langsung naik, dia bilang sih katanya mau istirahat istirahat dulu
begitu pun saya ajukan ke mas popon. "bebas mas aku mah ngikut aja"
25/02/16
Setelah semua sudah diatur dari persiapan alat dan logistik serta transportasi menuju sana, kami berangkat bertiga. Saya, Desi dan juga mas popon. dengan bermodalkan 2 motor kami pun berangkat dari Rover pukul 13.05 WIB menuju Gunung Lawu via Candi Cetho.
(ket: Mas Popon di depan dengan carier merah, kemeja kotak kotak merah Saya dan yang foto desi)
Hari semakin sore menjelang mendung saat tiba di Candi Cetho. hingga kami menaruh motor ditempat penitipan motor khusus Pendakian, saat itu pukul 15.50 WIB.
saat kami mulai untuk start pendakian, hujan mulai turun disertai kabut tebal menutup jalan dari tempat penitipan motor. tidak lagi terlihat anak tangga Candi Cetho. sekitar 30menit masih menunggu reda nya hujan.
tidak lama hujan mulai rintik-rintik kami pun mempersiapkan diri juga untuk melakukan perjalanan pendakian. registrasi tiket pendakian via Candi Cetho yaitu Rp.10.000/orang dengan menaruh KTP salah satu dari Tim/Kelompok pendakian.
16.40 WIB Mulainya waktu perjalanan kami dengan melewati anak tangga candi cetho dan melipiri candi sampai batas jalan plur/coran tak lagi kami tapaki dan bertemunya aliran sungai kecil. jalan mulai berbatuan. matahari pun mulai menjauh dari pandangan
Kami bermalam di POS 4.
sedikit mencengkam saat malam itu dengar suara babi dari belakang tenda, auman anjing yang terus terusan melonglong dan pagi nya mas pon cerita
26/02/16 _ 08.00 wib
"kamu tau mas semalem yang aku pindah dari hammock ke tenda?" tanya mas pon
"dingin?" ucapku simple
"selain itu kayak denger suara macan eh"
"yang bener mas?" desi meyakinkan
"semalem sih emang suara anjing sama babi kayaknya dibelakang tenda, ya des?"
desi ngangguk sambil sarapan, kurang lebih seperti itu obrolan pagi di Pos 4
Setelah sarapan dan packing, kami melanjutkan perjalanan sampai dimana saat itu pukul 10.55 WIB kami dikegetkan dengan pemandangan hijau dan langit biru yang cerah. ya, sabana nya Himalawu
"Des, buruan sihh! ini liat" langsung aja desi tanpa mikir tas nya langsung ditinggal ambil alih posisi saya yang lagi asik foto, mengharuskan saya untuk mengambil tas nya dibelakang
Setelah lama beristirahat dan sesi dokumentasi, kami melanjutkan perjalanan berhubung hari masih siang. seperti yang mas pon bilang bahwa nanti didepan kita akan dihadapkan lagi dengan tanjakan cinta mini serta ranukumbolo mini nya milik Lawu.
dengan itu kami tak sabar ingin melihatnya.
tanpa rasa cape kami terus melangkah, pelan pelan memang dan mas pon sudah jauh didepan. maklum saya dibelakang bersama 'nenek-nenek' jadi mesti mengimbangi hehe
dari kejauhan maspon menunggu dibawah pohon pinus yang rindang sambil merekam kesunyian lawu siang itu bersama iPhone miliknya.
ya, Selamat anda berada di Ranukumbolo nya Lawu
Tanpa langsung basa basi, seusai perkenalan dengannya, seperti orang gurun yang senang melihat air. nyemplunggggggggg
Berenang-renang dahulu, dipijitin kemudian
Siang itu 12.02 WIB seusai kami lepas lelah disana, didanau itu, kembali harus melanjutkan perjalanan kembali. walaupun masih panjang tapi kami pun harus segera mungkin sampai di Hargo Dalem bertemu dengan Mbok Yem.
"kok gak sampai sampai sih" "masih jauh yah" "haussss" Desi mulai mengeluarkan bunyi bunyi aneh hehe "sabar, sebentar lagi" harus ku bohongi dia agar diam,agar kembali melanjutkan perjalanan.
hingga sampai di Pasar Dieng. saat itu pukul 15.55 WIB
sekitar jalan kurang dari 5menit sudah berada di Hargo Dalem dengan kondisi hujan. sempat berteduh disana dan kembali langsung ke warung Mbok Yem agar dapat langsung beristirahat dan makan pecel disana hehe. Sepakat!
Asik istirahat disini, jajanan serta makanan juga minuman tinggal pesan, saat itu Mbok Yem tinggal berdua dengan anak laki-lakinya yang saya lupa bertanya siapa namanya. cuaca cukup dingin maka tak heran disana terdapat tungku perapian jika para pendaki terdapat dingin badan karna memang cuaca Gunung Lawu yang terkenal dengan dinginnya se Jawa Tengah.
kurang lebih 35tahun Mbok Yem mendapati tinggal dan mendirikan bangunan warung disini baik untuk memudahkan para pendaki serta para pejiarah. mudahnya lagi jika kalian kehabisan batrai handphone/camera untuk foto, jangan khawatir disini ada listrik tapi hanya malam saja dapat digunakan karna memakai Genset sebagai sumber nya.
27/02/16 _ 06.00 WIB
kami memutuskan untuk bermalam lagi di warung Mbok Yem, karna saat kemarin kami tiba disana sudah cukup sore. niatnya pagi hari ini kami start jalan menuju puncak Lawu Hargo Dumilah
Kabut masih menyelimuti, dingin pun sangat terasa ketika kita terbangun dan mencoba keluar dari dalam sleeping bag terlebih lagi harus menemani Desi untuk sekedar pipis. hmm
"buruannn cuyyy" saut ku ke desi dengan posisi sarungan dan menggigil
"tungguiiiiiin" manis manja group
jarak dari Hargo Dalem sampai puncak Hargo Dumilah cukup sebentar kurang lebih sekitar 30-45menit. tapi sayang ketika kami sampai sana masih saja kabut.